Wednesday 6 July 2011

MELIMPAHNYA RAHMAT UMMAT NABI MUHAMMAD S.A.W



Maha suci Allah, yang berhak menerima segala pujian dan sanjungan atas segala limpahan nikmat dan rahmatnya. Dia-lah Allah yang telah melimpahkan segenap nikmat atas seluruh makhluknya, tanpa pernah terputus oleh zaman, dan tiada pula terbatas oleh hitungan. Allah swt berfirman dalam kitabnya yang agung : “Jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, maka kalian takkan mampu menghitungnya” (QS an-nahel 18).

Maka suatu kewajiban bagi hamba-hamba Allah untuk mensyukuri segala nikmat yang sangat luas tersebut, dengan memelihara segala nikmat dan rahmat yang telah dilimpahkan Allah swt.

Salah satu nikmat teragung yang dikurniakan Allah swt kepada makhluknya adalah dengan wujudnya seorang manusia pilihan yang telah diciptakan sebagai perwujudan bagi rahmatnya atas seluruh alam, yang tiada lain manusia itu adalah sang insan yang sempurna Sayyidina Muhammad saw. Maha benar Allah swt yang telah berfirman : “Dan tidaklah aku utus engkau (wahai Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam” (QS al-anbiya’ 107).

Pada diri dan sifat-sifat beliau terpancar rahmat yang sangat luas, Rasulullah rahmat bagi segenap manusia, Rasulullah adalah rahmat bagi jin dan manusia, bahkan beliau adalah rahmat bagi binatang, rahmat bagi si mukmin, dan rahmat bagi si kafir, serta bagi orang munafik sekalipun


Adapun sebahagian dari rahmat Rasulullah saw bagi ummat ini adalah, kemudahan ajaran yang dibawa beliau bagi ummatnya. Sebuah ajaran suci dan agung, risalah yang menjadi penyempurna bagi risalah-risalah sebelumnya, namun jauh dari hal-hal yang memberatkan ummatnya.

Berbeza dengan syariat yang di bawa para Nabi pendahulunya, beliau memiliki syariat yang paling ringan bagi ummatnya, hal ini karena kasih sayang beliau yang sangat tinggi kepada ummatnya, sebagaimana beliau sabdakan, “Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa syariat yang suci dan mudah.”

Diantara bukti kasih sayang beliau dan kemudahan ajaranya adalah dalam hal bersiwak, Rasulullah saw menganjurkan ummatnya agar bersiwak, sebagaimana diriwayatkan bahwa siwak membawa banyak sekali manfaat bagi mereka yang menggunakanya, akan tetapi di sisi lain beliau juga tidak ingin hal ini diwajibkan atas ummatnya, karana khawatir jikalau ummatnya takkan mampu melaksanakan kewajiban tersebut. Rasulullah saw bersabda : “Jika aku tidak takut akan memberatkan ummatku, maka aku akan wajibkan bagi mereka untuk bersiwak di setiap wudhu.”

Tiada satupun dari makhluk di alam ini, kecuali telah mendapat bagian dari rahmat Nabawiyyah yang di bawa Rasulullah saw, terlebih lagi bagi kaum lemah dan faqir miskin. Beliau adalah ayah bagi setiap anak yatim, dan beliau pula insan yang memiliki kepedulian yang sangat tinggi pada para janda yang kekurangan.

Bahkan makhluk yang bernama binatang sekalipun ikut merasakan sentuhan kasih sayang beliau, seperti larangan beliau kepada ummatnya untuk tidak membuang hajat pada tanah yang berlubang. Dikhawatirkan di dalamnya menjadi tempat tinggal bagi binatang-binatang kecil. Atau anjuran beliau agar ummatnya menyembelih haiwan dengan cara yang baik, supaya tidak menyiksa haiwan tersebut.

Demikian luas rahmat yang ada pada Rasulullah saw meliputi seluruh alam. Namun sepentasnya bagi kita sebagai ummatnya untuk kembali merenung, seberapa besarkah bagian yang kita peroleh dari rahmat tersebut? Sudahkah kita dapat dengan benar merasakanya? Sungguh satu hal yang tidak mudah, melainkan bagi mereka yang menggunakan mata hatinya untuk memandang rahmat tersebut dan getar keimananya bergerak merasakan rahmat tersebut, serta kejernihan akal yang dianugerahkan Allah swt memacunya untuk memperkukuhkan ketaatan kepada syariat yang di bawa junjungan kita Sayyidina Muhammad saw.
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang taat dan dapat meneladani dan meneruskan perjuangan Rasulullah saw, amin…

No comments:

Post a Comment